Pelang Merah Indonesia merupakan salah satu perhimpunan nasional yang ada di indonesia sebagai salah satu peserta dari kovensi jenewa, PMI di indonesia sudah berkiprah di banyak kegiatan sosial dan kemanusiaan, sebagai contoh PMI selalu ada dalam pelayanan donor darah, penanggulangan bencana, dan kegiatan kemanusiaan lainnya melalui para relawannya baik di tingkat remaja (Palang Merah Remaja) , tingkat KSR (Korps Sukarela) ataupun TSR (Tenaga Sukarela) karena ketiga komponen ini merupakan ujung tombak dari PMI itu sendiri.
Seperti Judul yang saya sebutkan diatas yaitu DDS dan DDP Maros selalu siap kapanpun dan dimanapun begitulah kenyataan yang akan saya ceritakan menjadi sebuah tulisan yang berisikan tentang pengalaman, tantangan dan juga kesukarelaan menjadi seorang relawan.
Saya bergabung di Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Markas Kabupaten Maros pada tahun 2012 dan resmi menjadi kader pada awal tahun 2013. Pertama-tama bergabung disini saya mempelajari tentang kegiatan donor darah dimana pelakunya ada dua yaitu pendonor darah sukarela dan pendonor darah pengganti.
Kegiatan Donor Darah Sukarela
KSR-PMI Kabupaten Maros sudah mengagendakan kegiatan donor darah sukarela selama 3 bulan sekali dengan mengundang pihak Unit Transfusi Darah PMI Kota Makassar (UTD PMI Kota Makassar) baik menargetkan peserta dari pegawai pemerintahan, masyarakat,maupun anggota pmr dan ksr di maros. Kami sebagia relawan selalu siap donor darah sukarela kapanpun karena kami mengerti bahwa kebutuhan darah setiap harinya sangat banyak. Selain mengadakan kegiatan donor darah kami juga selalu bermitra dengan berbagai
Kegiatan DDS PMI Kabupaten Maros,di Tinjau Langsung Oleh Ketua PMI Kabupaten Maros & Ketua PMI Provinsi Sulawesi Selatan | Sumber Dokumentasi Pribadi |
Sosialsasi Tentang Donor Darah dan Darah Itu Tidak Dibeli
Salah satu kegiatan saya yang paling berkesan di pmi yaitu pada saat saya dan teman-teman relawan melakukan longmarch kurang lebih 20 Km selama dua hari 1 malam untuk mensosialisasikan donor darah ke daerah-daerah pedesaan agar lebih mengenal tentang donor darah.
Perjalanan kami mulai dari markas pmi kabupaten maros, kemudian menuju daerah maccopa, batangase, desa kandeapi, desa makaraeng, desa bentol, desa panassakkang, desa kariango, kostrad kariango, desa bila-bila, desa carangki, desa cendana, dan beristirahat di desa abbekkae sekalian menginap satu malam menggunakan tenda di tanah milik warga setempat. Di perjalanan yang melewati beberapa desa tersebut kami membagika brosur tentang syarat dan tata cara donor darah yang kami daapatkan dari utd pmi kota makassar,selain membagikan kamipun menjelaskan kepada setiap warga tentang donor darah itu seperti apa !. capek dan lelah kamipun tidak terasa meskipun jalan seharian karena selama berjalan kami bercerita dan bertemu dengan banyak orang ramah di hari pertama kami jalan ini.
Keesokan paginya perjalanan kami lanjutkan dimulai dari desa abbekkae tempat kami menginap, kami melanjutkan perjalanan melewati beberapa desa lagi yaitu desa ammarang, desa bontotangnga, desa cambayya, desa macinna, desa makuring, desa pakere, desa labuang hingga kami sampai di Wisata Kuliner Pantai Tak Berombak Maros (PTB Maros) untuk beristirahat minum dan makan bersama melepas lelah sebelum akhirnya kembali ke markas pmi untuk beristirahat. pada perjalanan saya melewati beberapa desa di hati itu kami mendapatkan pengalaman yang cukup menarik karena kami bertemu dengan camat tanralili dan menyatakan siap mewajibkan seluruh pegawainya untuk donor darah di kegiatan kami selanjutnya. Hal ini bisa terjadi karena kesadaran dari bapak camat tentang pentingnya donor darah tersebut.
Selain bertemu dengan bapak camat, kami pun bertemu dengan beberapa warga yang punya tanggapan berbeda-beda, salah satunya mengatakan " Saya takut donor darah,nanti darah saya bisa habis!", ada juga yang mengatakan "Kenapa saya donor darah tidak beri uang?, padahal darah saya jika dipakai orang di beli". Nah disinilah peran kami sebagai relawan menjelaskan kata "dibeli" itu seperti apa. Kami menjelaskan bahwa darahnya tidak beli namun yang dibeli adalah kantong darah, serum anti penyakitnya, dan juga biaya pengelolah darah seperti yang telah di rincikan di UTD PMI Kota Makassar. Dan karena penjelasan kami masyarakat disitupun akhirnya mengerti meskipun mereka belum mau mendonorkan darahnya.
Tim KSR-PMI Unit Markas Kabupaten Maros, Sebelum Berangkat Sosialiasi Donor Darah 2 Hari 1 Malam | Sumber Dokumentasi Pribadi |
Donor Darah Pengganti 1x24 Jam Sehari Hingga 7x24 Jam Seminggu
Sebagai relawan ksr-pmi markas, tentunya saya juga sering menginap dimarkas. Jika dimarkas kami para relawan selalu begadang karena markas pmi kami terletak tepat di samping RSUD Salewangang Maros. Kenapa kami sering begadang ? saya akan menjelaskan sedikit dulu tentang kondisi RSUD.
di RSUD Salewangang Maros pelayanan UTD nya masih sangat kurang, secara fisik UTD ada namun tidak pernah berjalan, yang berjalan hanya bank darahnya untuk menyimpan stok darah, karena tidak jalannya UTD tersebut maka pasien yang membutuhkan darah selalu diarahkan ke Markas PMI Kabupaten Maros, maka dari itu kami relawan yang menanangi langsung.
Kami membantu pasien yang memerlukan darah dengan cara menelfon dan menanyakan stok darah dengan golong dan komponen yang diminta ke UTD PMI Makassar dan UTD Pembina Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan,dan jika stok tidak ada maka kami akan menghubungi seluruh relawan kami yang tercatat di database donor darah kami untuk dijadikan ddp membantu para pasien yang sama sekali kami tidak kenal, hal ini sangat bertentangan dengan pengertian DDP (Yaitu Seseorang yang menyumbangkan darahnya kepada seseorang yang sudah diketahui/dikenal). Begini keseharian kegiatan dimarkas kami, mulai dari pagi sampai malam setiap harinya kami membantu mencarikan stok darah dan pendonor dpp untuk para pasien RSUD Salewangang Maros.
Pengalaman menjadi ddp saya yang paling berkesan yaitu pada saat jam 3 subuh datang seorang bapak yang istrinya akan melahirkan esok harinya dan menurut doktek harus di operasi caesar, pintu markas kami di ketok dengan keras pada jam 3 subuh itu, kebetulan yang ada di markas hanya saya dan senior saya berdua. Pintu pun kami buka dan bapak itu pun masuk dan berkata " Begini dek, saya butuh darah golongan darah O+ dua kantong jenis prc status persiapan,apakah saya bisa dibantu?".saya pun bergeges menghubungi UTD PMI dan UTD Dinkes untuk menanyakan stok darah tersbeut, dan hasilnya stok darah sedang kosong, akhirnya saya yang bergolongan darah O+ bergegesa kemakasasr untuk jadi ddp, jam 3 subuh dingin dan hening jalanan kami lewati.
Karena darahanya berstatus persiapan artinya kami baru bisa membawanya ketika dibutuhkan,jadi kami menunggu telfon dari bapak tersebut sambil menunggu darahnya dan dari jam 3 subuh kami menungggu hingga jam 7 malam keesokan harinya,telfon bapak itupun ada dan berkata bayinya sudah lahir dengan selamat dan darahnya tidak jadi digunakan, meskipun begitu kami tidak kecewa dan kami pulang kembali ke markas setelah seharian berada dan menginap di UTD PMI Kota Makassar.
Hal ini membuktikan bawah kami Relawan PMI Unit Kabupaten Maros selalu siap menjadi DDS dan DDP kapanpun tidak perduli jam berapa, dan dimanapun meskipun jauh dari makassar ke maros, kami selalu siap layaknya pasukan yang akan berperang. Mungkin ini hanya segelintir kisah pribadi saya dan teman-teman dalam proses kegiatan kemanusiaan darah masih banyak lagi kisah kami di Maros, namun untuk kesempatan kali ini hanya ini yang bisa saya ceritakan.
Untuk teman-teman tetap semangat dalam menjalankan tugas kemanusiaan dan tetap mengabdi untuk kepentingan orang banyak karena, saya anda, dan kalian semua adalah relawan pmi yang harus selalu ada untuk siapapun dan kapanpun. Salam Kemanusiaan.
Saya Melakukan Kegiatan Donor Darah | Sumber Dokumentasi Pribadi |
Hal ini membuktikan bawah kami Relawan PMI Unit Kabupaten Maros selalu siap menjadi DDS dan DDP kapanpun tidak perduli jam berapa, dan dimanapun meskipun jauh dari makassar ke maros, kami selalu siap layaknya pasukan yang akan berperang. Mungkin ini hanya segelintir kisah pribadi saya dan teman-teman dalam proses kegiatan kemanusiaan darah masih banyak lagi kisah kami di Maros, namun untuk kesempatan kali ini hanya ini yang bisa saya ceritakan.
Untuk teman-teman tetap semangat dalam menjalankan tugas kemanusiaan dan tetap mengabdi untuk kepentingan orang banyak karena, saya anda, dan kalian semua adalah relawan pmi yang harus selalu ada untuk siapapun dan kapanpun. Salam Kemanusiaan.
Posting Komentar